Judul
Buku : Bekerja Lillah
Penulis : Prof. Dr. Rosihon
Anwar, M.A
Penerbit :
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Tanggal
Terbit : November 2014
Jumlah
Halaman : 346
Kategori : Motivasi / Pembinaan
Karakter
Teks : Bahasa Indonesia
Buku
yang diterbitkan oleh PT Telkom ini adalah buku pegangan dan acuan bagi penceramah di masjid Telkom dan karyawan
Telkom di seluruh Indonesia. Tema-tema yang ada pada buku ini bertujuan untuk
menanamkan dan menyadarkan karyawan Telkom tentang pentingnya menanamkan spirit
“bekerja lillah” sehingga membentuk karyawan yang mengorientasikan shalat,
ibadah, kerja, profesi, bahkan hidup dan mati nya untuk Allah semata.
Buku
“Bekerja Lillah” ini disusun dalam 4 sub triwulan, dengan masing-masing
triwulan berisi tema-tema yang telah dilengkapi dengan latar belakang,
kompetensi, langkah-langkah penyampaian, waktu penyampaian, pokok-pokok
bahasan, dalil-dalil yang bersumber dari; Al-Qur’an, Hadits dan pendapat ulama,
contoh ilustrasi terkait serta rekomendasinya.
Pada
Triwulan pertama mejelaskan mengenai makna dari Lillah dan Rabbil Alamin.
Bahwa sudah seharusnya sebagai seorang muslim segala sesuatu aktiviaas yang
dilakukannya harus karena Allah semata. Makna Rabbil Alamin merupakan spirit pengendalian nafsu (emosi) sebagai
kunci kesuksesan dunia dan akhirat. Artinya seorang muslim yang takut kepada
rabbul alamin dengan beribadah secara murni kepada-Nya, maka ia akan sukses
dunia akhirat. Bukti “Lillah” dapat
dilihat dari apa yang ada di sekeliling kita yakni kesempurnaan jasmani dan
rohani seorang manusia dan alam semesta oleh karena itu kita sebagai muslim
seharusnya tidak lupa untuk bersyukur kepada-Nya. Berfikir wajib lillah, sejak
lahir ,Allah telah mempersenjatai manusia dengan akal sehat. Akal yang digunakan
dalam aktivitas berpikir harus sesuai dengan koridor yang mengamanatkannya.
Sehingga pada gilirannya dapat memproduksi sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya
maupun bagi orang lain.
Pada
Triwulan kedua menjelaskan bahwa manusia harus bekerja Lillah dengan niat yang tulus, artinya pekerjaan kita tidak dimaksudkan
untuk memuaskan manusia semata,, tetapi juga bertujuan sebagai sarana kepatuhan
dan ketundukan kita kepada Allah Swt. Bekerja juga untuk keseimbangan dunia dan
akhirat. Tidak hanya itu, membina keluarga juga wajib Lillah agar tercipta sakinah (ketenangan jiwa dan hidup), mawaddah
(kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk) dan rahmah (penuh
dengan rahmat Allah). Sebagai mukmin, dijelaskan acuan agar menjadi pribadi
Lillah, yaitu membersihkan hati (takhalli), menghias diri dengan tutur dan
prilaku mulia (tahalli) dan
menghadirkan Allah (tajalli). Selain
pribadi mukmin, diuraikan juga pribadi kafir, munafik dan fasik. Pribadi kafir
yaitu yang ingkar kepada Allah dengan kategori kafir “dzimmi”, “mu’ahad”, “musta’man” dan “harby”. Pribadi ini dicirikan oleh mudahnya berputus asa atas
nikmat Allah. Pribadi munafik yaitu yang secara lahiriah menampakan tanda-tanda
iman namun secara batiniyah tidak. Pribadi ini dikategorikan menjadi
nifaqul-kufri yaitu munafik dalam ranah keimanan dan nifaqul-‘amali yaitu munafik dalam amal
lahiriah, ciri orang munafik yaitu bermuka dua. Orang fasik yaitu yang keluar
dari pokok-pokok agama, cirinya yaitu meninggalkan kewajiban dan melaksanakan
larangan agama.
Pada
Triwulan Ketiga menjelaskan bahwa hidup haruslah Lillah kapan pun hingga akhir hayat kelak. Dan hidup Lillah saat dalam keadaan apa pun dan
dimana pun, ketika saat sendiri, dengan orang lain, di rumah, di kantor, di
Masjid, saat miskin ataupun kaya.
Pada
Triwulan Keempat menjelaskan bahwa hidup Lillah
dapat melalui Dzikir, Muhasabah, dan Riyadhah serta dengan sikap dan gaya hidup
ikhlas dan profesional (cerdas, tuntas, dan waras). Dan sabar dalam menghadapi
cobaan dengan disertai untuk selalu melakukan perbaikan diri dan bersikap ridha
terhadap takdir.
Kelebihan
buku ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pembacanya yang di
tambah dengan potongan ayat-ayat Al-Quran dan Hadist yang memperjelas penjelasan
dalam buku ini. Dan ditambah dengan kisah-kisah inspiratif pada tiap sub babnya,
sehingga pembaca dapat memahaminya dengan baik.
Kekurangannya,
ada sedikit istilah-istilah islamiyah yang tidak dibahas sepenuhnya sehingga dapat
sedikit membingungkan pembacanya.
0 comments:
Post a Comment